Untuk melawan korupsi, pemantauan transaksi blockchain dilakukan dengan peringatan ambang batas, analisis kecepatan dan jaringan, serta pemeriksaan bursa/dompet guna mendeteksi pola mencurigakan dan menandai aktivitas berisiko tinggi
Dalam upaya membangun sistem pemantauan blockchain untuk memerangi korupsi di pemerintahan Indonesia, pemantauan transaksi berfungsi sebagai fondasi inti. Sistem ini terus memantau aliran aset digital untuk mendeteksi penyimpangan yang mungkin mengindikasikan perilaku korup atau ilegal.
Salah satu komponen penting adalah peringatan berbasis ambang batas. Ini melibatkan penetapan batas yang telah ditentukan sebelumnya pada parameter transaksi. Jika suatu transaksi melampaui salah satu batas ini, sistem akan memicu peringatan untuk penyelidikan lebih lanjut. Hal ini khususnya berguna dalam mendeteksi simpanan besar dari sumber yang tidak dikenal atau tidak terverifikasi, yang mungkin mengindikasikan penyuapan atau pencucian uang ilegal. Ini juga membantu mengidentifikasi transaksi yang luar biasa besar atau kecil dibandingkan dengan riwayat perilaku suatu alamat. Misalnya, jika dompet digital pejabat pemerintah, yang biasanya menangani pengeluaran utilitas kecil, tiba-tiba menerima transaksi senilai gaji multi-tahun, hal itu menimbulkan tanda bahaya yang serius. Demikian pula, pergerakan dana yang cepat—di mana uang dengan cepat dikirim ke beberapa alamat setelah diterima—dapat mengindikasikan upaya untuk mengaburkan asal dana. Menetapkan ambang batas membutuhkan ketelitian; Nilai yang terlalu rendah dapat membanjiri investigator dengan hasil positif palsu, sementara nilai yang terlalu tinggi dapat melewatkan ancaman yang sebenarnya. Memahami pola transaksi yang umum merupakan kunci kalibrasi yang akurat.
Metode penting lainnya adalah analisis kecepatan, yang mengevaluasi frekuensi dan kecepatan transaksi dari waktu ke waktu. Metode ini mencari lonjakan aktivitas mendadak yang menyimpang dari pola normal suatu entitas. Lonjakan setoran atau penarikan dana secara tiba-tiba, seperti sejumlah setoran kecil (juga dikenal sebagai "smurfing"), atau arus keluar dana yang cepat dapat mengindikasikan strategi pencucian uang yang bertujuan menghindari deteksi oleh mekanisme ambang batas konvensional. Jika dompet sering berinteraksi dengan alamat yang mencurigakan atau baru diidentifikasi—bahkan dalam jumlah kecil—hal tersebut mungkin mencerminkan jaringan aktivitas korupsi yang lebih luas. Selain itu, urutan transaksi yang tidak biasa, seperti mengkonsolidasikan dana dari berbagai sumber dan meneruskannya ke satu tujuan, dapat mengindikasikan taktik berlapis. Analisis kecepatan yang efektif bergantung pada penetapan dasar perilaku normal untuk berbagai aktor. Di sini, pembelajaran mesin dapat digunakan untuk mempelajari pola individual dan mengidentifikasi anomali secara otomatis.
Analisis jaringan, menggunakan teori graf dan teknik pengelompokan, semakin meningkatkan deteksi dengan mengevaluasi bagaimana alamat-alamat blockchain saling berhubungan. Alih-alih memeriksa transaksi secara terpisah, analisis ini menilai jaringan tempat dana mengalir. Analisis ini mengidentifikasi klaster alamat yang kemungkinan dikendalikan oleh orang atau kelompok yang sama, berdasarkan pola bersama atau sumber pendanaan yang sama. Jika klaster-klaster ini terlibat dalam transaksi bernilai tinggi dan tidak teratur, hal ini dapat mengindikasikan adanya korupsi terorganisir atau operasi pencucian uang. Memvisualisasikan arus transaksi membantu mengungkap skema rumit di mana dana bergerak melalui banyak lapisan untuk menyembunyikan asal-usulnya. Lebih lanjut, analisis ini membantu mengidentifikasi node pusat—alamat-alamat kunci yang bertindak sebagai hub untuk aktivitas mencurigakan—yang berpotensi mengungkap operator inti di balik praktik korupsi. Alat analitik blockchain khusus diperlukan untuk melakukan pengelompokan dan memvisualisasikan koneksi ini untuk tujuan investigasi.
Komponen terakhir, pemeriksaan bursa dan dompet, melacak interaksi dengan bursa atau dompet mata uang kripto yang sebelumnya terkait dengan aktivitas ilegal. Entitas berisiko tinggi ini diidentifikasi melalui data penegakan hukum, intelijen ancaman, atau investigasi sebelumnya. Sistem ini menandai transaksi yang melibatkan alamat yang dikenai sanksi, pasar darknet, dompet ransomware, atau bursa dengan standar kepatuhan yang buruk. Misalnya, jika dana bergerak melalui bursa yang tidak memiliki kebijakan KYC (Kenali Pelanggan Anda) atau AML (Anti Pencucian Uang) yang ketat, hal ini menandakan potensi penyalahgunaan. Memantau dompet yang terhubung dengan penipu atau pelaku penipuan yang diketahui juga membantu mendeteksi dan mencegah aktivitas kriminal lebih lanjut. Proses penyaringan ini membutuhkan akses berkelanjutan ke basis data intelijen terkini dan integrasi yang lancar ke dalam sistem pemantauan. Peringatan waktu nyata berdasarkan data ini sangat penting untuk intervensi yang tepat waktu.
Dengan menggabungkan keempat pendekatan ini—peringatan ambang batas, analisis kecepatan, analisis jaringan, dan penyaringan bursa/dompet—sistem pemantauan transaksi yang kuat dan komprehensif dapat dibangun. Sistem ini tidak hanya memberikan pengawasan terperinci atas setiap transaksi tetapi juga pandangan yang komprehensif terhadap pola dan jaringan. Ketika terintegrasi dengan sumber intelijen eksternal, sistem ini menjadi garis pertahanan pertama yang efektif terhadap korupsi yang dimungkinkan oleh blockchain dalam operasi pemerintah Indonesia.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.