Tanggul Kupi, Banda Aceh
Warung kopi ini lain dari yang lain. Selain punya bangunan seperti umumnya tempat usaha, mereka juga memanfaatkan tanggul irigasi untuk pelanggan berteduh. Menyeruput kopi dan berbagi cerita. Mulai dari pagi, siang, sore sampai malam. Tentu dengan penggalan cerita berbeda-beda.
Saya baru tiga kali ke sini. Itu pun untuk memenuhi undangan ngopi dari beberapa kolega. Namanya Tanggul Kupi. Tanggul ini menjadi kian populer di telinga kopiholic. Ini sebutan bebas saya untuk penikmat kopi. Dari namanya saja, kita tahu, bahwa warung kopi ini benar-benar memanfaatkan tanggul irigasi untuk daya tariknya.
Memanfaatkan tanggul, pengelolanya menempatkan puluhan meja serta kursi di sepanjang bantaran irigasi. Sepertinya ada sekitar 50 meter lahan tanggul di pakai untuk pengunjung menikmati kopi dan cemilan lainnya. Dalam beberapa periode saya lintasi, sepertinya tak pernah sepi pengunjung.
Kecuali malam hari. Saya jarang melewati kawasan ini. Tapi menurut cerita teman-teman, malam hari bahkan lebih ramai dan menarik lagi. Sebab, dekorasi lampu yang membuat tanggul ini menjadi incaran muda mudi. Terutama untuk spot yang instagramable.
Kenapa tanggul dipakai untuk provit? Tanggul ini memang tidak bersertifikat. Tapi secara umum itu milik kampung, dalam hal ini Ateuk Jawo. Karena usaha warung kopi ini bukan milik pribadi, tapi milik gampong, maka mereka memanfaatkan lahan kecil itu untuk menambah pendapatan gampong. Usaha yang cerdas dan inovatif.
Suasana dalam
Seperti lazimnya warung kopi di Banda Aceh, Tanggul Kupi juga sebagian besar tempat terbuka. Bangunannya yang dirancang dari besi holo dan baja ringan terlihat lebih lebar. Meja dan kursi berwarna merah disusun rapi. Rak jus buah juga ada di sini.
Sedangkan penjual makanan seperti mie, sate matang, lontong dan nasi semuanya menempati rak khusus yang didirikan sejajar dari sisi luar bangunan. Sebuah televisi ukuran besar tergantung di dalam. Posisinya bisa terlihat dari segala arah. Sementara layar proyeksi disangkut pada dinding.
Ini menandakan pengunjung di sini juga bisa menyaksikan siaran langsung sepak bola atau olahraga lain seperti MotoGp yang digandrungi segala usia. Kipas angin menggantung di atas kepala untuk membuat pengunjung tak kepanasan.
![]() | ![]() |
---|
Posisi dapur kupi berada pada posisi yang strategis. Baristanya bisa melangsung melihat pelanggan masuk. Apalagi ketika masuk pelanggan dengan tipe angkat tangan setengah telunjuk. Ini gerakan simbolik. Biasanya awak dapur (barista) sudah paham. Konon lagi jika dia sudah kenal dan tahu pengunjung yang sudah menjadi langganan.
Gerakan itu pertanda kopi sikhan alias setengah gelas. Atau juga sanger pancong. Posisi kasir juga dekat dengan dapur. Ini memudahkan interaksi kasir dengan karyawan yang berdinas di dapur kopi. Ketika ada pesanan tambahan, dia tidak perlu teriak, tapi cukup dengan suara pelan.
Di samping kanan kasir berdiri rak kue. Posisi ini bagus sebab tertutup, sehingga peluang masuk debu atau kotoran lainnya berkurang.
Daftar Menu
Ketika hendak memesan minuman atau makanan langsung ke kasir, di sana sudah ada daftar menu. Ada puluhan jenis minum dan jus. Yang menariknya, semua jenis minuman itu ada pengelompokan. Selain mudah untuk mencari jenis minuman yang diinginkan juga memudahkan mata saat melihat. Bisa langsung fokus.
Di Tanggul Kupi ini ternyata ada juga jenis minuman bungkusan (sachet) hingga kelapa mudanya. Ingin minum jahe dengan beberapa varian juga ada. Ini menarik. Jujur berbeda dengan warung kopi yang selama ini dikelola secara konvensional.
Area Parkir & Mushalla
Sementara untuk lahan parkirnya cukup memadai. Posisi parkir roda dua bisa memanjang, mengikuti posisi tanggul. Dengan parkir yang tapi, tidak akan mengganggu arus lalu lintas yang tergolong lumayan tinggi. Untuk roda empat, bisa parkir lebih ke dalam lagi.
Nyatanya di sini tidak ada tukang parkir. Meski bebas parkir, tapi kerapian dan teratur sangat ditekankan oleh pengelola warung. Dengan begitu, pengunjung pun bisa nyaman. Mau minum teh panas ataupun sanger bisa lebih manis. Saat itu kami minum jus wortel yang dijual seharga 15K atau 6 Steem. Mie tumis Rp13K atau 5 Steem. Sanger 7K atau setara 3 Steem.
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
---|
Satu hal yang menurut saya kurang baik adalah posisi kamar mandi, tempat wudhu dan mushalla. Semuanya sempit. Apalagi toilet, itu sangat kecil dan kurang bagus. Untuk kondisi darurat, sepertinya cocok. Tapi bagi pengunjung yang "alergian" tentu akan memilih pulang ke rumah, dari pada berurusan di sini.
Sempitnya fasilitas umum itu, bisa dimaklumi. Soalnya, posisi lahan bangunan yang terbatas. Tapi, akan lebih bijak jika tempat duduk pengunjung di dalam warung yang dikurangi. Karena, sebagian pengunjung sudah beralih ke atas tanggul. Kendala di tanggul hanya ada saat hujan.
Kalau hujan pengunjung bisa lari ke dalam. Sedangkan posisi meja dan kursi semuanya terbuka, beratapkan daun rindang. Terima kasih sudah membaca postingan saya.
Info Tambahan | |
---|---|
Alamat | Jl. Tanggul No.2, Ateuk Jawo, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh 23127 |
Google Maps | Tanggul Kupi |
Steem Atlas | [//]:# (!steematlas 5.53295935 lat 95.32615578 long Tanggul Kupi d3scr) |
Waktu Kunjungan | Rabu, 2 Juli 2025 |
Kontak | +62 853-2000-8486 |
Jam Operasional | Setiap hari, pukul 07.00 – 23.00 WIB |
Media Sosial | Instagram: -(tak ada) |
| Photographer | @munaa |
| Device | Samsung Galaxy A14 5G |
Tanggul Kopi, kalau tanggulnya putus bisa banjir kopi pak ya 😃😃