buying food near the hospital on the 3rd day of the Cut Mutia Regional Hospital Emergency Room(hospital)🚑

in Steem SEA3 months ago

IMG_20250416_160207_781.jpg

kantor instalasi gawat darurat



Sebuah pertunjukan di kantor intalasi gawat darurat IGD rumah sakit cut mutia (RSUD) oleh karena itu perjalanan ini tujuan ke Kedai membeli santapan makanan menjaga ibu di rumah sakit hari yang ke 3 merupakan hari ketiga saya mendatangi bunda di rumah sakit semacam biasa, aku memutuskan buat membeli santapan di kedai kecil yang terletak tidak jauh dari rumah sakit. Kedai itu sebuah tempat langganan aku sepanjang bunda dirawat di RSUD Cut Mutia. Ekspedisi dari rumah ke rumah sakit memakan waktu hanya lima menit saja menit, bergantung pada kepadatan, walaupun tidak sangat jauh, ekspedisi itu senantiasa terasa panjang sebab benak aku dipadati kekhawatiran tentang keadaan bunda.


IMG-20250421-100022.jpgIMG-20250421-100020.jpg

si kakak sedang melakukan proses pembungkusan di warung makan kedai rumah sakit


IMG-20250421-0016.jpgIMG-20250421-0008.jpg

menggoreng ayam di warung makan kedai rumah sakit


Aku berangkat pagi- pagi, kala hawa masih fresh serta jalanan belum sangat ramai kendaraan aku meluncur pelan yang aku lewati jalan- jalan yang telah mulai sering di dengar dari setiap tikungan, ada tiap lampu merah, seakan jadi bagian dari rutinitas baru aku sepanjang bunda dirawat. Aku datang di kedai santapan dekat Kedai itu simpel, dengan sebagian meja serta rak kaca sofa depan ada plastik di terasnya. Pemiliknya, seseorang bunda separuh baya, senantiasa menyongsong dengan senyum ramah.Aku memesan nasi ayam penyet serta teh tarik, santapan kesukaan bunda yang aku harap dapat membangkitkan selera makannya.

Sembari menunggu pesanan, aku mencermati dekat Kedai itu terletak persis di sebelah rumah sakit, sehingga banyak wisatawan rumah sakit yang pula menyudahi buat membeli santapan ada sebagian nampak letih, bisa jadi baru saja menjenguk keluarga mereka ataupun apalagi baru kembali dari shift malam selaku perawat ataupun dokter di kedai itu banyak campuran dagangan Makanan antara banyak aktivitas pagi hari serta nuansa haru yang kerap menyertai kunjungan ke rumah sakit.

IMG-20250421-090010.jpg

Tempat pemarkiran kendaraan motor


Sehabis memperoleh santapan, aku berjalan mengarah rumah sakit. Kendaraan aku parkir di taman rumah sakit yang tidak jauh dari rumah sakit yang lumayan luas namun senantiasa penuh, paling utama di pagi hari. Aku wajib berbalik sebagian kali saat sebelum menciptakan spot kosong. Parkir di rumah sakit senantiasa jadi tantangan tertentu, terlebih di rumah sakit besar semacam RSUD Cut Mutia. Tetapi, aku bersyukur sebab paling tidak terdapat tempat parkir yang nyaman, walaupun wajib berjalan sedikit lebih jauh ke pintu masuk.


IMG_20250416_160241_169.jpgIMG_20250416_160121_062.jpg

kantor intalasi gawat darurat


RSUD Cut Mutia merupakan rumah sakit universal yang lumayan besar di wilayah ini bangunannya megah, dengan pintu masuk utama yang senantiasa ramai tetapi aku tidak masuk lewat pintu utama bunda dirawat di IGD, jadi aku mengambil jalan masuk spesial yang menuju langsung ke ruang gawat darurat. Jalan itu sedikit lebih hening, namun nuansanya lebih tegang. Tiap kali melewati koridor mengarah IGD, aku senantiasa merasakan getaran emosi yang berbeda campuran antara harapan serta kecemasan.

Pintu otomatis IGD terbuka, serta aku disambut oleh hawa dingin AC dan bau khas rumah sakit antiseptik yang menusuk bercampur dengan aroma obat- obatan.Bunda terbaring di salah satu ranjang di ujung ruangan. Mukanya pucat, namun matanya berbinar kala memandang aku tiba dengan santapan dari kedai favoritnya.

Bersyukur Alhamdulillah saya tersenyum, berupaya menutupi rasa pilu memandang kondisinya saya membuka bungkusan nasi ayam goreng, serta aroma harum kelapa dan sambal langsung penuhi sekitar kami. Bunda berupaya duduk, serta aku menolong menopang punggungnya.

Saya sering becanda dengan ibu saya walau di tegah seperti ini terdapat kesakitan di bagian perut,paha dan tangan bunda tetap mengunyah pelan-pelan, serta buat sesaat, seakan kami kurang ingat kalau kami terletak di ruang gawat darurat.


IMG-20250416-060008.jpgIMG-20250416-060010.jpg

Dokter sedang mengecek keadaan ibu di kantor intalasi gawat darurat


Sepanjang bunda makan, aku mencermati sekitar. Ruang IGD penuh dengan kegiatan seseorang dokter lagi mengecek penderita bunda dan orang-orang di sebelah, sedangkan perawat padat jadwal mengubah infus di tempat lain.Di sudut ruangan, seseorang tua menangis sebab keadaan nafasnya sesak harus diberikan oksigen khusus buat bapak tersebut.

Dokter tiba sebagian menit setelah itu, mengecek keadaan terakhir bunda serta berdialog pendek dengan aku. Kondisinya normal, namun masih butuh observasi kata dokter itu. Aku mengangguk, berupaya menguasai tiap kata yang diucapkannya walaupun sebutan medisnya kadangkala tidak aku paham.

Aku menghabiskan sebagian jam di situ, menemani bunda, berdoa senantiasa membacakan ayat- ayat Al- Quran untuknya yang pernah kita hafal atas kesembuhan ibu tercinta ataupun semata- mata memegang tangannya dikala ia tertidur. Di antara seluruh banyak aktivitas IGD, momen- momen tenang semacam itu sangat berharga. Kadangkala, perawat ataupun petugas kebersihan melalui serta menyapa dengan ramah.Aku belajar kalau di balik kesan kaku rumah sakit, terdapat banyak kehangatan manusiawi yang tersembunyi.

Kala hari mulai sore, aku memutuskan buat kembali sebentar ke rumah. Bunda telah tertidur, serta aku butuh rehat pula.Ekspedisi kembali terasa lebih ringan. Bisa jadi sebab aku telah terbiasa dengan rute ini, ataupun bisa jadi sebab sedikit beban yang terangkat mengenali keadaan bunda normal aku melewati jalan- jalan yang sama, lampu merah yang sama, namun kali ini dengan sedikit lebih banyak harap. Aku ketahui ekspedisi ini belum berakhir untuk besok, lusa, bisa jadi masih terdapat banyak hari di mana aku wajib kembali ke rumah sakit untuk mengunjungi ibuku sayang serta menghabiskan waktu ke kedai membeli makanan.


IMG-20250421-230012.jpg

Tempat pemarkiran roda empat


IMG_20250421_152350_406.jpg

Tempat parkiran roda dua


Tetapi, di tengah seluruh keletihan serta kecemasan, terdapat satu perihal yang senantiasa aku ingat tiap detik yang aku habiskan buat bunda merupakan waktu yang berharga saya saat canda tawa serta kebahagiaan saya bersama keluarga aku tidak hirau seberapa panjang perjalanannya, seberapa penuh parkiran rumah sakit, ataupun seberapa menegangkan di ruang IGD seluruh itu tidak berarti dibanding senyum kecil bunda kala memandang aku tiba dengan santapan favoritnya dan juga obat yang dikasih oleh dokter khusus.

Serta semacam itu, hari ketiga aku mendatangi bunda di rumah sakit berakhir dengan perasaan campur aduk lelah, haru,namun pula penuh syukur. Aku ketahui esok hendak terdapat hari keempat, serta bisa jadi lebih banyak hari lagi, namun sepanjang bunda masih dapat menikmati nasi goreng ayam dari kedai kecil dekat rumah sakit, sepanjang itu pula aku hendak terus menempuh tulisan ini dengan hari saya untuk membalas jasa kasih sayang ibu terhadap aku ibu dengan hati yang penuh cinta.

Details:📸
PHOTO TAKENInfinity smart 8pro
CategoryEconomic Activity-hospital
Apk EditorHandphone Infinity smart 8pro
LocationAceh-Indonesia
photografer@steem-wariors
Sort:  

Saya doakan ibu cepat pulih di rawat di RS cut Mutia..📝

 3 months ago 

Amin ya rabbal alamin.....🥲🤲