Sehari Bersama Keluarga,Tanaman, dan Kasih Sayang Catatan Hidup yang Sederhana

Hy sahabatku yang di rahmati Allah SWT di manapun pun anda berada saya doakan yang terbaik buat kita semuanya amin ya rabbal alamin buat langkah yang pertama saya akan memberikan kontribusi saya di sini untuk membagikan beberapa bagian cerita mengenai kehidupan saya sehari-hari.

Pagi ini udara terasa segar dan damai seperti biasa,langkah pertama saya dimulai dari kebun kecil di belakang rumah di sana,saya menanam pohon-pohon cabai yang kini sudah memasuki masa pertumbuhan ada semangat tersendiri ketika melihat daun-daunnya yang mulai rimbun, batangnya semakin kokoh,dan kuncup-kuncup bunga yang sebentar lagi akan menjadi buah rasa syukur saya panjatkan dalam hati dari benih yang sederhana, dengan ketekunan dan perhatian, tumbuhlah kehidupan baru.

Saya duduk sebentar di tanah yang masih lembap oleh embun pagi saya memperhatikan satu per satu tanaman cabai itu ada beberapa yang sudah mulai berbunga,ada juga yang masih tumbuh daun saya membersihkan sedikit gulma di sekitar batangnya dan memastikan tanah tidak terlalu kering aktivitas ini selalu menjadi momen refleksi buat saya rasanya seperti melihat pertumbuhan diri sendiri kadang cepat, kadang lambat, tapi selalu ada harapan di setiap hari.

Setelah puas menjenguk tanaman saya kembali ke rumah anak saya yang masih kecil sudah bangun matanya masih mengantuk tapi senyumnya menyambut saya dengan hangat saya tahu ini adalah anugerah yang tidak bisa dinilai dengan apapun menjadi ayah,menjadi panutan siang ini, saya ingin mengaji seperti biasa, dan saya ingin anak saya melihat bukan sekadar mendengar suara ayat-ayat suci,tapi melihat bagaimana saya memperlakukan Al-Qur’an dengan hormat saya.

Saya mengambil wudhu lalu duduk dengan tenang di ruang tengah anak saya duduk di samping awalnya hanya memperhatikan lalu mulai menirukan sedikit demi sedikit suaranya belum lancar tapi semangatnya membuat saya terharu dalam hati saya berdoa,semoga anak ini tumbuh menjadi pribadi yang cinta kepada Al-Qur’an cinta kepada ilmu dan nilai-nilai kebaikan.

Sore menjelang malam,tubuh anak saya mulai terasa hangat ia tidak banyak bicara hanya diam dan terlihat lemah sebagai orang tua saya langsung merasa khawatir tanpa pikir panjang, saya ajak ia keluar rumah untuk membeli buah jeruk di warung dekat simpang jalan saya tahu, vitamin dari buah itu bisa sedikit membantu menurunkan demamnya sambil menggendongnya,saya juga membeli air putih dingin dan beberapa keperluan kecil lainnya.

Setelah itu,saya membawanya ke tempat ibu bidan yang biasa kami kunjungi jika ada keluhan kesehatan alhamdulillah, bidan masih buka Ia memeriksa anak saya dengan penuh perhatian dan memberikan obat penurun panas saya merasa sedikit lega, meski tetap khawatir namanya juga orang tua di perjalanan pulang, saya gendong anak saya yang mulai tertidur di bahu saya lampu-lampu jalan menyinari langkah kami malam terasa sunyi,hanya suara jangkrik dan deru angin yang menemani dalam hati,saya kembali merenung inilah hidup saya sederhana,tapi penuh makna saya tidak punya banyak harta,tidak punya kemewahan,tapi saya punya cinta cinta untuk keluarga, cinta untuk kehidupan, dan cinta untuk pertumbuhan baik itu tanaman,anak,maupun iman saya sendiri.

Saya tahu hari ini bukanlah hari yang luar biasa dalam ukuran dunia tapi bagi saya, hari ini adalah berkah saya merawat tanaman, menanam nilai pada anak, dan menjaga kesehatan keluarga itulah bentuk ibadah saya sehari-hari dan saya percaya,setiap langkah kecil yang saya ambil hari ini adalah benih kebaikan untuk masa depan yang lebih baik.

Kadang kita terlalu sibuk mengejar hal besar hingga lupa bahwa hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari sebenarnya adalah sumber kebahagiaan sejati menjenguk tanaman, mengaji bersama anak,dan merawat buah hati yang sedang sakit semuanya adalah bentuk cinta yang sederhana tapi kuat semoga kisah hari ini menjadi pengingat bahwa hidup tak perlu megah untuk bisa bermakna.