The Diary Game, Senin 6 Oktober 2025. Kegiatan Rutin Yang Berulang

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Pagi-pagi saya bersiap menuju ke kantor, melayani masyarakat sepenuh hati. Jam 7.40 saya sarapa pagi bersama dengan Mursyidi di warung kopi Munawir, warung kopi depan kantor langganan kami semua, sambil sarapan saya membuka berita di HP, melihat perkembangan dinamika politik tanah Air, rencana demo, aksi masyarakat yang tidak di gubris oleh elite politik negeri nan kaya raya.
Hari ini tidak ada kegiatan nikah, sehingga suasan kantor terbilang sepi, hanya satu dua orang saja yang datang untuk mengurus administrasi pernikahan, mengambil buku nikah,atau meleges buku nikah, kegiatan kami hanya menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan kemarin, kami kadang tertawa bersama, menikmati hari dengan penuh bahagia, apalagi saat melihat senyum masyarakat yang puas dengan pelayanan kami.
Jam 12.00 saya keluar kantor, menuju ke pasar ikan, belanja sedikit bahan dapur dan juga lauk makan siang kami, untuk bawang merah suduh turun sedikit, telur naik, minyak goreng tetap, tomat juga naik, saya sudah lupa kapan terakhir kami belanja murah, seingat saya semua sudah mahal, dulu uang 100 ribu bisa memenuhi semua kebutuhan dapur, sekarang uang 100 ribu hanya cukup untuk sebagian saya, sebenarnya hanya ini yang masyarakat harapkan, ada kontrol penuh pemerintah dalam menangani lonjakan harga bahan dapur, kalau masyarakat sudah mampu membeli semua peraturan pemerintah akan mampu mereka jalankan dengan sepenuh hari.

Tiba di rumah langsung membantu ummi Aira menyiapkan makan siang gratis kami, he he he
Jam 1.40 saya sudah berada di dalam kelas untuk memulai aktivitas mengajar bersama dengan santri, kami memanfaatkan sedikit waktu untuk menambah ilmu demi mencetak kader masa depan yang lebih baik.
Jam 4.00 kami salat ashar, selesai salat ashar saya menuju ke komplek dayah, emlihat tahapan penyelesaian plasteran dinding musalla. Tidak lama tengku Hasbi dengan istrinya datang untuk mengambil sisa kayu potongan bangunan kami, bisa untuk kayu bakar mereka masak, dari pada mubazir kami bakar sebagai sampah biasa di sini, saya pun membantu mereka menaikkan kayu ke dalam becak mereka.
Malamnya kami salat magrib bersama, seperti biasa membaca ratib, ziarah kubur abah, kami lanjutkan pengajian sampai jam 9.00. lalu ziarah makan sayyidil waled habib Muhammad bin Ahmad.
Jam 11.30 saya baru kembali tiba di rumah, langsung bersiap untuk istirahat malam.