Kondisi Waduk Jeuleukat | Kota Lhokseumawe, Aceh
Salam hangat kepada semuanya yang ada di platform ini, semoga anda selalu dalam keadaan baik-baik saja. Pada kesempatan ini saya akan membagikan tentang kondisi wisata Waduk Jeuleukat yang sudah lama terbengkalai atau di tutup.
Pada hari Senin, 25 Agustus aku berkunjung ke Waduk Jeuleukat, salah satu wisata besar yang ada di kota Lhokseumawe, lokasinya di Jeuleukat , Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Aceh. Waduk ini merupakan salah satu wisata yang pernah viral beberapa tahun yang lalu dan banyak di kunjungi oleh para wisatawan dari berbagai daerah khususnya di Aceh. Namun melihat kondisi saat ini sungguh sayang karena keindahan yang dulunya megah kini hanya tinggal nama bersama kenangannya.
Setelah melewati gerbang utama kami mulai menyelusuri ke dalam, karena kondisi yang saat ini tidak aktif, maka siapa saja yang datang langsung di bolehkan masuk begitu saja tanpa perlu bayar ataupun tiket. Dari luar gerbang saya sudah mengamati bagaimana kondisi saat ini, cat pacarnya yang berwarna biru bahkan sudah terlihat memudar dan kehitaman seperti kotar, bayangkan sudah beberapa tahun waduk ini tidak di berikan perawatan. Bangunan pagarnya terbuat dari buton dan di lapisi dengan cat warna putih yang memberikan keindahan dalam pandangan mata di beberapa tahun yang lalu, tak sekarang karena warnanya sudah pudar.
Gerbang masuk ke Waduk Jeuleukat
Berawal dari pandemi covid 19 waduk ini terpaksa ditutup, karena mengingat kondisi yang saat itu sedang tidak membaik, bahkan tidak hanya waduk Jeuleukat, tetapi semua wisata dan tempat-tempat keramaian diharuskan tutup. Dan seiring waktu berlalu waduk ini memudar dari segala keindahannya, tanpa pengunjung, tanpa perawatan khusus sehingga terlihat seperti terbengkalai.
Di bawah ini ada dua gambar tangga, setelah berjalan lebih dari 50 meter masuk ke dalam kita akan menemukan tangga turun yang memberi arah menuju ke waduk langsung yang berada di bawah. Jika tidak berani turun lewat tangga, di arah sebelah kanan juga ada jalur khusus yang tembus ke bawah waduk.
Tangga turun ke Waduk
![]() | ![]() |
---|
Perkunjungan saya kesini dapat dikatakan perkunjungan pertama setelah hampir 7 tahun yang lalu, terakhir berkunjung ke waduk ini adalah ketika saya masih berusia belasan tahun, tepatnya masih bersekolah SMP. Hari ini saya menyaksikan lagi secara langsung, bagaimana waktu merubah telah merubah segala keindahan didalamnya selama wisata ditutup.
Tangga naik dari waduk ke atas
![]() | ![]() |
---|
Dari gambar foto yang saya bagikan anda dapat melihat sendiri kondisi tangga saat ini yang dulunya indah dan memberikan pemandangan bagus tapi sekarang sudah memudar dan bahkan tidak terawat, hanya tersisa kenangan yang pernah ada.
Kondisi Waduk Jeuleukat saat ini
![]() | ![]() |
---|
Untuk kondisi waduk pun tak kalah buruk dengan sudut pandang yang lain. Semua areanya sudah di penuhi dengan rumput-rumput hijau yang menutupi air dan sudah terlihat jelek. Jika kita bandingkan mungkin sangat jauh berbeda dengan yang dahulu ketika waduk ini masih aktif. Mungkin anda dapat melihat langsung bagaimana keindahan Waduk Jeuleukat dahulu pada gambar-gambar foto yang ada di google maps yang telah di bagikan di sana.
Perahu bebek yang sudah terbengkalai
![]() | ![]() |
---|
Perahu bebek yang menjadi daya tarik masyarakat waktu itu, kini juga telah terdiam di pinggir waduk dengan keadaan yang tak tergerak, perahu bebek kini hanya menahan sinar matahari dan curahan hujan di setiap kalinya yang jatuh. Mesin dan dayungannya telah rusah dan berkarat, tempat duduk tak bisa lagi memberikan manfaat, hingga warnanya pun sudah memudar di bawa hujan di di bakar matahari.
Perahu bebek yang sudah terbengkalai
![]() | ![]() |
---|
Dua foto saya di pinggir Waduk Jeuleukat
![]() | ![]() |
---|
Setelah mengabadikan beberapa gambar di tempat kediaman perahu bebek,lalu aku mulai berjalan ke arah lain. Aku kembali naik ke atas lewat jalur lain. Jalan kecil ini dahulu di gunakan untuk berkeliling waduk dengan berjalan kaki, di pinggir pinggirnya terdapat pemandangan indah dari tanaman-tanaman bunga di selalu di rawat. Ketika melihat keadaan yang saat ini sangat jauh berbeda, di mana jalannya sudah di penuhi dengan dedaunan yang gugur dari pohon-pohon di pinggirnya dan jalan yang berwarna putih sudah di tutup oleh rumput-rumputan yang ada di pinggir.
Suasana saat ini di jalan kecil yang mengelilingi Waduk
Setelah berjalan kaki ke atas aku juga menemui rumah Aceh yang ada di dalam area wisata Waduk Jeuleukat. Rumah Aceh ini adalah keindahan utama yang dapat kita rasakan sebelum turun ke bawah waduk. Rumah Aceh ini juga menggambarkan tentang bagaimana adat dan budaya Aceh yang sampai saat ini masih kuat dan sebuah kebanggaan. Di sini banyak memberikan daya tarik masyarakat untuk berwisata karena rumah ini. Pemandangannya yang indah dan estetik sering di jadikan momen untuk berfoto-foto oleh para wisatawan.
Rumah Aceh yang ada di Waduk Jeuleukat
Di Wasuk Jeuleukat anda juga akan menemukan Jeungki atau jingki, yaitu sebuah alat tradisional masyarakat aceh yang terbuat dari kayu agar bertahan lebih lama dalam penggunaannya. Namun jeungki di sini tidak di jadikan sebagai alat operasi atau pembuatan tepung. Jadi ini hanya jeungki yang di jadikan sebagai lambang budaya tradisional Aceh. Meski demikian jeungki ini tetap sama dan tidak berbeda dengan yang ada pada umumnya, ia juga dapat beroperasi.
Jeungki yang ada di Waduk Jeuleukat
Waduk Jeuleukat memiliki satu jembatan ayun yang di cat warna merah. Jembatan ini adalah salah satu-satunya jalan untuk menyebrangi ke sebelah sana. Dan sangat berfungsi ketika waduk Jeuleukat masih aktif. Kini jembatan ini sudah tidak di gunakan lagi, bahkan untuk berjalan di atasnya pun akan membuat kita khawatir, terutama dari kayu-kayunya yang tidak terjamin kokoh lagi, serta perawatan yang tidak pernah di lakukan lagi.
Jembatan Ayun di Waduk Jeuleukat
![]() | ![]() |
---|
Kemudian di Waduk Jeuleukat juga ada Coffee yang bernama Coffee 33 Medium Aromatic. Selama penutupan waduk, coffee ini juga ikut terhenti penjualannya dan bahkan juga tutup. Selain gaya bangunannya yang estetik, coffee ini juga menyediakan halamannya tersendiri kepada pembeli yang menikmati di tempat, tempat duduk tersedia yang indah dan ada juga pondok-pondok yang mengelilingi kursi-kursi di tengah yang terbuat dari kayu.
Coffee yang ada di dalam Waduk Jeuleukat
![]() | ![]() |
---|
![]() | ![]() |
---|
Sekitar 50 meter dari gerbang masuk anda juga akan menemukan mushola, tempat whudu dan toilet. Mushola sampai saat ini masih dapat di pakaian, dan masih selalu dalam perawatan. Meskipun tidak seindah yang ada di tempat lain, saya lihat ini sangat memadai, meskipun wisata Waduk Jeuleukat masih dalam keadaan tidak aktif atau dalam renovasi, mushola tetap selalu di rawat dan di jaga, serta tempat whudu dan toiletnya sekaligus.
Dekat dengan mushola juga sebuah balai atau tempat istirahat. Saat kunjungan saya ke sini, balai yang terbuat dari buton ini juga ada pengunjung di dalamnya yang sedang duduk dengan kelompoknya, baik beristirahat ataupun bersantai dan ngobrol-ngobrol. Ukuran balai buton ini tidak terlalu besar, tapi tempatnya cukup pas di pinggir jalur masuk sebelum turun ke bawah waduk. Tempatnya yang bersih memberikan kenyamanan bagi sesiapa pun yang hadir.
Terkait Waduk ini beberapa waktu yang lalu saya juga sempat dengar bahwa waduk ini akan dihidupkan kembali seperti dahulu. Saat perkunjungan saya ke Waduk suasananya sudah mulai berada dalam renovasi. Tetapi ada juga beberapa rombongan kecil yang datang, duduk di pondok-pondok dan balai tersebut menikmati kebersamaan.
Informasi lebih lanjut dapat dilihat dibawah ini :
- Lokasi : Jeuleukat, Blang Mangat, Lhokseumawe City, Aceh
- 📍Peta : Google Maps
- 📍Steem Atlas : [//]:# (!steematlas 5.14018196 lat 97.10490093 long Waduk Jeuleukat d3scr)
- 📸Media Sosial : Instagram
- 🕐 Waktu kunjungan : Setiap hari
- 📷 Fotografi pribadi oleh @cymolan menggunakan kamera Infinix
- 🕐 Saya mengunjungi tempat ini pada tanggal 25 Agustus 2025
Itulah yang dapat saya bagikan tentang kondisi Waduk Jeuleukat saat ini, yang ada di Blang Mangat, Kota Lhokseumawe. Terimakasih kepada semuanya yang sudah bersinggah di postingan saya.
Salam @cymolan
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
sedih takalon, mantong na ureung jak? na icok tiket tamong?
Untuk saat ini belum pak