Keluarga Cemara

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi pepohonan rindang, hiduplah sebuah keluarga yang penuh kehangatan—Keluarga Cemara. Mereka terdiri dari Ayah, Ibu, dan dua anak mereka, Ara dan Ega. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu bahagia karena memiliki satu sama lain.

Ayah bekerja sebagai tukang becak, sementara Ibu membuat kue untuk dijual di pasar. Ara yang sudah duduk di bangku SMP selalu membantu Ibu di rumah, sedangkan Ega, yang masih kecil, senang bermain di halaman sambil menunggu ayah pulang.

Setiap sore, setelah semua pekerjaan selesai, mereka berkumpul di teras rumah yang sederhana. Ayah bercerita tentang pengalaman menariknya di jalanan, Ibu berbagi kisah tentang pelanggan yang membeli kuenya, dan Ara sering membantu Ega mengerjakan tugas sekolah. Mereka tertawa bersama, saling mendukung, dan menikmati kebersamaan yang mereka miliki.

Meskipun terkadang ada kesulitan, Keluarga Cemara selalu menghadapi semuanya dengan cinta dan semangat. Mereka percaya bahwa kebahagiaan bukan diukur dari harta, tetapi dari kehangatan dan kasih sayang yang mereka berikan satu sama lain.

Bagi mereka, rumah kecil itu bukan sekadar tempat tinggal, tetapi tempat di mana kebersamaan tumbuh, harapan dipupuk, dan cinta tak pernah habis. Itulah Keluarga Cemara—hidup sederhana, tapi penuh makna.