SLC-S25/W6 | Community World Tour: Idiomatic Expressions & Proverbs
Halo Sahabat Steemian.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin berpartisipasi dalam tantangan Steemit musim 25 minggu ke-6. Tema yang diangkat dalam tantangan ini adalah "Tur Dunia Komunitas Ungkapan Idiomatik dan Peribahasa."
Saya tertarik untuk mengikuti tantangan ini karena peribahasa memiliki makna yang dalam dan dapat memberikan inspirasi bagi kita semua.
Peribahasa dibawah ini sering diucapkan oleh Ayah saya dengan tujuan untuk memberikan semangat kepada saya agar terus aktif belajar dan memanfaatkan masa muda dengan sebaik mungkin, jangan sampai menyesal ketika di waktu tua.
Tanpa berlama-lama, mari kita bahas peribahasa yang telah saya siapkan, berikut adalah peribahasa yang dimaksud:
"Pagi ku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi.
Kini petang datang membayang,
Batang usia ku sudah tinggi.
Aku lalai di hari pagi,
Beta lengah di masa muda.
Kini hidup meracun hati,
Miskin ilmu, miskin harta.
Ah, apa guna ku sesalkan,
Menyesal tua tiada berguna,
Hanya menambah luka sukma.
Kepada yang muda ku harapkan,
Atur barisan di hari pagi,
Menuju arah padang bakti."
Makna Peribahasa
Peribahasa ini menggambarkan perjalanan waktu, di mana terdapat waktu pagi dan petang, yang mencerminkan fase-fase dalam kehidupan kita sebagai manusia.
Dalam menjalani kehidupan, kita memiliki masa muda dan masa tua. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempersiapkan masa muda dengan sebaik-baiknya.
Masa muda adalah waktu yang produktif, di mana kita masih mampu berpikir kritis dan memiliki tenaga untuk melakukan berbagai pekerjaan. Kita harus memanfaatkan masa muda untuk meningkatkan kemampuan diri.
Peribahasa ini juga mencerminkan penyesalan bagi mereka yang tidak memanfaatkan masa muda dengan baik. Ketika masa tua tiba, pikiran tidak lagi produktif, dan tubuh tidak lagi sanggup bekerja keras, kita baru menyadari bahwa semua telah terlambat untuk memulai sesuatu yang baru.
Pesan Penting
Pesan yang terkandung dalam peribahasa ini adalah pentingnya memanfaatkan waktu muda. Kita diajak untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi hari tua agar tidak miskin ilmu pengetahuan dan miskin harta.
Di masa tua, kita mungkin tidak lagi sanggup melakukan pekerjaan berat dan hanya bisa merasakan penyesalan. Oleh karena itu, peribahasa ini mengajak semua anak muda untuk mempersiapkan diri secara produktif di masa muda.
Mari kita manfaatkan waktu muda untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan diri, sehingga ketika tiba saatnya kita menghadapi masa tua, kita sudah siap dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman. Tanpa persiapan, masa tua bisa menjadi sangat pahit dan menyakitkan.
Hubungan Peribahasa dengan Kehidupan Pribadi
![]() | ![]() |
---|
Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayah saya, yang selalu mendorong saya untuk terus belajar dan menuntut ilmu pengetahuan.
Dulu, saya adalah anak yang malas belajar dan tidak peduli dengan nasihat orang tua, bahkan saya kecanduan game online. Namun, peribahasa ini yang selalu diucapkan oleh orang tua saya telah menyadarkan saya akan pentingnya mempersiapkan kemampuan diri di masa muda.
Peribahasa ini telah memotivasi saya untuk terus belajar dan menempuh pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Alhamdulillah, hingga saat ini saya telah menempuh program magister pendidikan. Dengan segala upaya dan biaya sendiri, saya sudah berada di semester akhir untuk program studi ini.
Kata-kata dari orang tua saya yang paling berkesan adalah, "Bagaimana jika 10 tahun atau 20 tahun ke depan, Ayah sudah tiada? Kamu perlu untuk terus melanjutkan hidup secara mandiri, tanpa bergantung kepada Ayah. Apa yang dapat kamu lakukan? Mungkin mencari uang Rp1.000 saja kamu belum mampu saat ini?"
Namun, percayalah, jika kamu memiliki pengetahuan dan kemampuan diri, dunia ini akan terasa sangat mudah untukmu. Kamu akan mendapatkan tawaran pekerjaan yang banyak dan penghasilan yang mencukupi. Semua ini untukmu.
Bekerjalah dengan pengetahuan yang kamu miliki; kamu mungkin lelah, tetapi hanya pikiranmu yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika bekerja dengan tenaga, tubuhmu akan merasa sangat menyakitkan. Apakah kamu ingin menjadi kuli atau melakukan pekerjaan lainnya yang berisiko?
Jadi, berhentilah bermain. Fokuslah untuk terus belajar dan memanfaatkan setiap waktu dengan sebaik-baiknya. Ayah juga menantang saya, "Jika ayahmu hari ini adalah seorang sarjana, maka kamu harus menjadi seorang magister. Jika ayahmu hari ini seorang magister, maka kamu harus menjadi seorang doktor."
Semoga melalui peribahasa dan nasihat tersebut, kita semua dapat terinspirasi untuk memanfaatkan waktu muda dengan sebaik-baiknya.
Pribahasa ini dikenal luas oleh Masyarakat Kota Lhokseumawe : [//]:# (!steematlas 5.18053629 lat 97.14052588 long Museum Kota Lhokseumawe d3scr)